Berita-Cendana.Com- Kupang,- Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengkritisi Pidato perdana Gubernur NTT seperti angin surga. Tetapi hal utama harus menyelesaikan utang Daerah yang ditinggalkan oleh Gubernur terdahulu.
Demikian disampaikan oleh Anggota Fraksi PKB DPRD Provinsi NTT Yohanes Rumat, SE di ruang Fraksi pada Selasa, 4 Februari 2025.
Janji-janji politik dituangkan dalam pidato politik Gubernur NTT terpilih Melki Laka Lena. Yohanes Rumat berharap karena sementara keuangan daerah terbatas. Tapi Pidato politik Gubernur itu bisa terealisasi dengan baik, jangan sampai pidato tersebut hanya sebagai “Angin Surga”, tegas Anggota DPRD tiga periode itu.
Sementara ini keuangan dari pusat sampai PAD sangat terbatas tapi bisa keluar maka DPRD memberi apresiasi kepada Gubernur terpilih, karena Pidato yang dengar serta amati Pidato perdana Gubernur NTT menyegarkan hingga terkesan seperti “angin surga,” jelas Anggota DPRD NTT dari Komisi III itu.
Menurut Rumat bahwa terkesan ada lompatan-lompatan baru kedepan, akan lebih baik lima tahun kedepan atau lebih maju dari lima tahun yang lalu. Sebagai lembaga DPRD serta Anggota DPRD atau orang perorangan harus memberi apresiasi, tapi DPRD memberi waktu 100 hari kerja ataupun satu tahun ke depan atau di RPJM jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang itu selesai baru bisa mengevaluasi, tandas Komisi III itu.
Kalau sekarang mengamini Pidato perdana Gubernur NTT, mengamati, mendengar apa yang akan dikerjakan oleh Gubernur terpilih saat ini. Oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat NTT memberi waktu kepada Gubernur terpilih dan terlantik itu untuk berkarya, dalam keadaan sumber dana yang terbatas ini, baik itu DAK, DAU dan sumber dari lembaga lainnya maupun PAD, ucapnya.
Catatan kritis kepada Gubernur terpilih dan terlantik, Pertama; Selesaikan utang-utang terdahulu yang ditinggalkan oleh Gubernur terdahulu. Anggota Fraksi PKB meminta Gubernur selesaikan utang Daerah. Kalau sudah selesaikan utang terdahulu barulah mengatur skema tentang keuangan daerah, tetapi kalau utang tersebut belum selesaikan dan menjadi faktor penghambat untuk kemajuan yang sudah dijanjikan saat kampanye dan Pidato perdana. Selesaikan utang itu harus memiliki keahlian khusus dan konektivitas khusus untuk menyelesaikannya, jelas Yohanes Rumat, SE.
Catat kritis, Kedua; “Sekrang kita disandera dengan makan makanan bergizi gratis, kalau makan bergizi gratis tersebut diperuntukkan bagi siswa semua sekolah maka itu menjadi beban APBD NTT karena itu sebagai beban fiskal, menambah beban APBD dan APBN. Hal ini membutuhkan perencanaan yang bagus dan butuh skema yang bagus agar penyaluran tepat sasaran, ucap Rumat.
Lanjutnya, Anggota Komisi III itu sangat khawatir dan cemas dengan program makan bergizi gratis, jangan sampai program tersebut tidak selesai dan tersendat di tengah jalan dikarenakan kondisi keuangan. Mungkin niatnya bagus, tetapi manajemen dan sistem nya dari waktu ke waktu harus diubah.
Disarankan, harus membuka tempat khusus seperti setiap kabupaten satu Dinas atau satu Badan yang mengurus supaya dihitung berapa anggaran yang harus dikeluarkan. Tetapi sistemnya diubah kemudian keuangan nya diberikan kepada orang tua murid. Mungkin lebih bagus dan sangat membantu pemerintah dan membantu efisiensi keuangan negara, tandas Yohanes Rumat.
DPRD NTT akan mencari solusi dan pola yang benar bagi penerima manfaat makan bergizi gratis. Selain itu juga akan mengevaluasi dan mencari tahu format mana yang tepat untuk menguntungkan penerimaan manfaat makan bergizi, pengelolaan dan pemerintah.(*).
Posting Komentar