Berita-Cendana.Com- Kupang,- Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) kembali menggelar Persidangan Majelis Sinode (PMS) ke-53 yang menjadi momentum penting dalam merumuskan arah dan strategi pelayanan gereja di tengah tantangan sosial yang dihadapi jemaat dan masyarakat luas. Demikian dilaksanakan pada 9 Februari 2025.
Dengan mengusung sub tema “Menghidupi ibadah yang berkeadilan, penuh kesetiaan, saling mengasihi, dan merangkul perbedaan” (1 Timotius 6:11), persidangan ini menegaskan komitmen GMIT untuk mengembangkan gereja yang responsif terhadap tantangan zaman.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Semuel Pandie menekankan bahwa persidangan ini bukan sekadar forum administratif, tetapi merupakan ruang refleksi teologis dan aksi nyata bagi gereja. Sejalan dengan pemikiran teolog misi David Bosch, persidangan gereja adalah kesempatan untuk mendengarkan suara Tuhan dan merespons panggilan-Nya dalam konteks zaman.
Persidangan ini menjadi wadah bagi GMIT untuk membangun ekosistem persaudaraan yang memperkuat jaringan gereja dalam menjawab berbagai tantangan sosial, seperti stunting, kemiskinan ekstrem, perubahan iklim, dan pembangunan daerah yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur. Lima pilar utama yang akan menjadi fokus pembahasan dalam persidangan ini meliputi:
1. Tata Kelola Pendidikan
2. Tata Kelola SDM & Digitalisasi
3. Pengembangan dan Pemberdayaan Aset
4. Penguatan Data dan Kelengkapan Sarana Prasarana
5. Pengajaran & Penginjilan Holistik
Hadir dalam persidangan ini berbagai pemangku kepentingan, , Gubernur & Wakil Gubernur terpilih Bapak Melki Laka Lena dan Bapak Johny Asadoma, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Bapak Ahmad Yohan, Ketua DPRD Provinsi NTT, Kepala Bank Indonesia Wilayah NTT, Wakil Ketua Komisi 5 DPRD NTT Bapak Winston Rondo, Bapak Mohammad Ansor, Ibu Merleni UN dan beberapa anggota lainnya, Walikota Kupang terpilih Bapak Christian Widodo, Bupati Kupang terpilih Bapak Yos Lede, akademisi, dan perwakilan perguruan tinggi, serta 57 Ketua Majelis Klasis GMIT.
Dalam sambutannya, Ketua Sinode GMIT menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung transformasi pelayanan gereja yang berorientasi pada aksi nyata bersama pemerintah dalam mendukung pembangunan kedepan.
Sebagai bagian dari upaya digitalisasi dan peningkatan pelayanan, GMIT juga meluncurkan beberapa inisiatif strategis, yaitu:
1. Aplikasi Beta GMIT – sebuah platform digital yang berfungsi sebagai pangkalan data GMIT dan media pemanfaatan ekonomi digital, termasuk layanan penjualan tiket, token listrik, serta marketplace UMKM GMIT.
2. Peluncuran Buku Refleksi Satu Tahun Melayani dokumentasi perjalanan dan pengalaman pelayanan Majelis Sinode Harian, Badan Pekerja Pelayanan, dan Unit-unit Pelayanan Pendukung GMIT dalam satu tahun terakhir.
3. Peluncuran BLK Komunitas Multimedia – inisiatif untuk membangun rumah kreatif digital bagi generasi milenial GMIT, yang didukung oleh Gubernur terpilih Bapak Melki Laka Lena saat masih menjabat Wakil ketua komisi IX DPR RI.
4. MOU bersama Bank Indonesia wilayah NTT untuk mengembangkan kerjasama pemberdayaan dan ekosistem ekonomi berdasarkan potensi GMIT serta literasi dan digitalisasi keuangan di kalangan Pendeta, majelis dan jemaat GMIT.
Dalam suasana penuh kebersamaan dan keakraban, persidangan ini juga menjadi ajang membangun dukungan terhadap program holistik pemberdayaan dan pengembangan di wilayah GMIT.
Mengutip pemikiran Dietrich Bonhoeffer dalam “The Cost of Discipleship”, Ketua Majelis Sinode GMIT mengingatkan bahwa pelayanan gereja bukanlah tentang kenyamanan, tetapi tentang pengorbanan dan komitmen untuk menjangkau mereka yang terpinggirkan.
Persidangan Majelis Sinode GMIT ke-53 ini diharapkan mampu melahirkan kebijakan dan langkah strategis yang semakin meneguhkan peran GMIT sebagai mitra dalam semangat “AYO BANGUN GMIT BANGUN NTT*, serta menjadi terang bagi Indonesia dan dunia pungkas Ketua Majelis Sinode GMIT menutup suara gembala nya.(*).
Posting Komentar