Berita-Cendana.Com- Kupang,- Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengajak seluruh pihak untuk mencegah bunuh diri dengan mengenali depresi mental, khususnya pada korban kekerasan berbasis gender. Hal ini mengingat angka bunuh diri di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Data Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri yang diolah oleh Kompas, mencatat bahwa sejak 2019/2024 kasus bunuh diri meningkat dari tahun ke tahun yaitu 2019 ada 230 kasus; tahun 2020 sebanyak 640 kasus; tahun 2021 sebanyak 629 kasus dan tahun 2022 sebanyak 887 kasus; tahun 2023 sebanyak 1.288 kasus sedangkan di tahun 2024 sebanyak 3.184 Kasus.
Pemicu bunuh diri adalah depresi. Temuan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok umur 15-24 tahun dibandingkan kelompok usia lain. SKI 2023 juga menemukan bahwa 61 persen anak muda yang depresi dalam satu bulan terakhir memiliki pikiran 36 kali lebih besar untuk mengakhiri hidupnya. Bunuh diri tak hanya berdampak pada individu dan keluarga, melainkan juga secara sosial, psikis dan ekonomi.
Bunuh diri adalah masalah serius yang dihadapi banyak individu di seluruh dunia. Setiap tahun, jutaan orang meninggal akibat bunuh diri, dan angka ini terus meningkat seiring waktu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahun. Fenomena ini tidak hanya berhubungan dengan individu yang merasa terisolasi atau tertekan, tetapi juga berkaitan dengan banyak faktor lain seperti gangguan mental, stres, masalah pribadi, dan krisis hidup. Namun, ada satu elemen yang sangat penting dalam mencegah tindakan bunuh diri: dukungan sosial. Dukungan sosial yang kuat dapat menjadi pelindung yang signifikan bagi mereka yang sedang berjuang dengan pemikiran bunuh diri. Dalam opini ini, akan dibahas pentingnya dukungan sosial dalam mencegah bunuh diri, serta bagaimana dukungan tersebut dapat mengubah hidup seseorang.
Dukungan Sosial sebagai Penangkal Kesepian.
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada pemikiran bunuh diri adalah rasa kesepian yang mendalam. Ketika seseorang merasa terisolasi dari dunia di sekitarnya, perasaan ini dapat menjadi sangat menyakitkan, dan rasa putus asa sering kali mengarah pada pikiran untuk mengakhiri hidup. Dukungan sosial berfungsi sebagai pelindung dari perasaan kesepian tersebut. Ketika seseorang memiliki jaringan sosial yang peduli, baik itu keluarga, teman, atau rekan kerja, mereka merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan mereka. Dukungan ini memberikan rasa memiliki dan tujuan yang sangat penting dalam melawan perasaan terasing. Sebagai contoh, riset menunjukkan bahwa orang yang memiliki hubungan sosial yang kuat cenderung lebih mampu mengatasi tekanan hidup dan lebih kecil kemungkinannya untuk merasa terisolasi. Dukungan sosial dapat memberi individu rasa diterima dan dihargai, yang menjadi kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi masalah hidup. Sebaliknya, mereka yang merasa terisolasi, tidak diperhatikan, atau tidak dipahami, lebih rentan terhadap resiko bunuh diri. Dalam hal ini, keberadaan komunitas yang mendukung sangatlah vital untuk kesehatan mental seseorang.
Peran Keluarga dan Teman dalam Mencegah Bunuh Diri.
Keluarga dan teman adalah elemen pertama yang dapat memberikan dukungan sosial dalam kehidupan seseorang. Kehadiran mereka dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan. Tidak hanya membantu secara emosional, tetapi mereka juga dapat berperan sebagai pengingat bahwa seseorang masih memiliki tempat di dunia ini, meskipun saat itu mereka merasa terpuruk. Salah satu cara dukungan sosial dari keluarga dan teman dapat mencegah bunuh diri adalah dengan memberikan perhatian yang konsisten. Mengajukan pertanyaan sederhana seperti, “Apa kabar?” atau “Bagaimana perasaanmu hari ini?” dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan seseorang yang sedang berjuang dengan masalah mental. Terkadang, seseorang yang berisiko melakukan bunuh diri tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaannya atau merasa takut untuk melakukannya. Oleh karena itu, teman atau anggota keluarga yang peka terhadap perubahan dalam perilaku seseorang dapat membantu untuk memulai percakapan yang jujur dan terbuka.
Lebih dari itu, keluarga yang memberikan dukungan emosional yang stabil dan penuh kasih sayang membantu individu merasakan cinta dan perhatian tanpa syarat, yang sangat penting dalam mencegah perasaan putus asa. Tidak jarang, perasaan seperti ini dapat membuat seseorang merasa tidak berharga dan tidak ada yang peduli. Oleh karena itu, perhatian dari orang terdekat, baik itu melalui percakapan, perhatian kecil, atau tindakan mendukung lainnya, sangat vital.
Pentingnya Dukungan Sosial dalam Sistem Kesehatan Mental.
Dukungan sosial bukan hanya berasal dari keluarga dan teman, tetapi juga harus diintegrasikan dalam sistem perawatan kesehatan mental. Pemberian dukungan psikologis dari tenaga medis yang terlatih, seperti psikolog atau psikiater, memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah bunuh diri. Mereka dapat membantu individu untuk memahami perasaan dan pikiran yang mengarah pada keinginan untuk bunuh diri, sekaligus memberikan alat dan teknik untuk mengatasi masalah tersebut.
Namun, dukungan sosial di luar lingkungan profesional juga sangat penting. Banyak individu yang merasa malu atau takut untuk mencari bantuan medis karena stigma sosial terkait kesehatan mental. Dalam hal ini, dukungan sosial yang diberikan oleh komunitas atau kelompok pendukung dapat membantu mengurangi rasa malu ini dan memberi dorongan bagi mereka yang membutuhkan untuk mencari bantuan. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental di masyarakat agar stigma terkait gangguan mental dapat diminimalkan.
Dukungan ini juga dapat diperluas melalui kelompok pendukung atau kelompok terapi, di mana individu yang mengalami masalah serupa dapat berbagi pengalaman dan saling memberikan dukungan. Penelitian menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam kelompok dukungan semacam itu dapat memperkuat rasa kebersamaan dan memotivasi individu untuk terus berjuang melawan perasaan negatif mereka.
Peran Media Sosial dalam Dukungan Sosial.
Di era digital saat ini, media sosial juga dapat berperan penting dalam dukungan sosial. Walaupun media sosial sering mendapat kritik karena meningkatkan rasa kesepian atau kecemasan, platform ini juga dapat menjadi alat untuk membangun komunitas dan memberi dukungan kepada mereka yang membutuhkan. Banyak grup dukungan online yang memberikan ruang bagi individu untuk berbagi cerita mereka, mendapatkan nasihat, dan merasa diterima tanpa takut dihakimi.
Namun, penting untuk diingat bahwa dukungan sosial melalui media sosial harus dikelola dengan bijak. Komentar atau interaksi negatif di media sosial dapat memperburuk kondisi seseorang, jadi penting untuk berfokus pada komunitas yang positif dan inklusif. Jaringan online yang menawarkan dukungan emosional yang tulus dapat memberikan kekuatan untuk bertahan dan memberi perspektif baru bagi mereka yang sedang berjuang. Kesimpulannya adalah Dukungan sosial adalah faktor kunci yang dapat membantu mencegah bunuh diri. Dengan memberikan perhatian, kasih sayang, dan keterlibatan dari keluarga, teman, dan komunitas, individu yang berisiko bunuh diri dapat merasa bahwa mereka memiliki harapan dan ada yang peduli. Dukungan ini memberikan rasa kedamaian dan mengurangi perasaan kesepian yang sering menjadi penyebab utama pemikiran bunuh diri.
Selain itu, peran sistem kesehatan mental dan dukungan melalui media sosial juga sangat penting untuk memperkuat jaringan sosial dan memastikan bahwa mereka yang berjuang dengan masalah mental merasa diterima dan didukung. Oleh karena itu, membangun jaringan dukungan sosial yang kuat dan peduli bukan hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga investasi penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan penuh.
(Jeni Matelda Ataupah, S.Sos,. M.Si, Dosen Prodi Sosiologi Undana).
Posting Komentar