Gegara Tanya Biaya Giat BOK, Kapus Tarus Mutasi Pegawai

Berita-Cendana.Com- Oelamasi,- Gara-gara para pegawai menanyakan biaya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) kepada Kepala Puskesmas Tarus. Bukannya memberikan hak para pegawai malah Kepala Puskesmas berkonspirasi dan mutasi para pegawai ke Puskesmas Pembantu (Pustu). 

Demikian disampaikan oleh salah satu pegawai yang tak mau mediakan namanya pada Jumat, 11/1/2025.

Kapus Tarus Marsela Masneno dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Tarus Rifi Noning melakukan tindakan semena-mena dan berusaha menutup tindakan busuk pada Tubuh Puskesmas Tarus, karena pegawai menuntut haknya malah mencari jalan dan memutasikan para pegawai, jelas narasumber terpercaya media ini.

Menurut sumber itu bahwa tindakan Kapus itu berusaha untuk membungkam para pegawai supaya para pegawai tidak membongkar seluruh mafia dan perbuatan melawan hukum di Puskesmas itu. Perilaku Kapus dan ketua program mutu bukan baru pertama kali namun berkali-kali dan selalu merampas hak para pegawai.

“Bahkan para pegawai senior yang selama  bertahun- tahun bekerja di bawah kepemimpinan Marsela. Marsela merampas hak mereka tapi mereka takut bersuara karena selalu diancam untuk di mutasi, pegawai senior merasa dalam penindasan dan terintimidasi namun pegawai takut bersuara karena  selama ini Kapus dan ketua program mutu selalu mengintimidasi mereka untuk dipindahkan bila melawan dengan kehendaknya,” kesal sumber itu.

"Pegawai disini seperti dalam Neraka. Ibu Marsela dan Ibu Rifi terlalu otoriter dan tidak punya hati. Kami pertanyakan hak kami kok malah dibungkam, bukannya cari solusi untuk membayar hak-hak kami, malah kami di buang ke Pustu. Saya sendiri ditempatkan di Pustu Oelnasi karena selama ini saya sering menanyakan soal penggunaan anggaran yang tidak sesuai dan juga pembagian program yang tidak merata,” kesalnya.

Hal ini akan berdampak pada penerimaan uang kegiatan BOK, insentif BOK maupun JKN. Misalnya penerimaan insentif BOK beberapa waktu lalu dimana ada pegawai yang menerima uang dengan jumlah di bawah Rp. 100 ribu, sementara ada yang jumlah uang insentif mencapai delapan juta lebih. Ini merupakan tindakan brutal dan siapapun yang diperlakukan seperti ini pasti merasa tidak adil, kesalnya.

Menurut sumber terpercaya itu, mengisahkan bahwa pada tanggal  9 Desember 2024 rekannya berinisial D menanyakan uang kegiatan BOK kepada Rifi Noning selaku Bendahara BOK Puskesmas Tarus. Jawaban Rifi bahwa uangnya tidak bisa dibayarkan karena aplikasi sudah terkunci. Karena curiga, maka pada tanggal 12 Desember 2024 E, D, F, H dan beberapa rekan lainnya mencoba untuk meminta penjelasan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang, yang bertemu mereka adalah dr.  Yetti.  Sesuai dengan penjelasan dokter Yetti ternyata uang tersebut bisa dibayarkan sehingga Rifi dianggap mengibuli dana tersebut untuk didiamkan, jelasnya.

Akal busuk Kapus dan Ketua Program Mutu Tarus, oleh sebab itu diduga mereka melakukan konspirasi untuk mutasi para pegawai dari Puskesmas supaya Kapus dan Ketua Program mutu aman untuk tetap melakukan mafia terus menerus. Para pegawai yang sudah mencari tahu tentang mafia Kapus dan Ketua Program mutu telah dimutasi semuanya jelas sumber itu. 

"Teman-teman disini sudah muak dan tidak tahan dengan perilaku kedua oknum ini. Bayangkan kami punya insentif tahap 2 (dua) tahun 2023 dibayarkan melalui rekening pada tahun  2023 kemudian Kapus perintahkan untuk uangnya diambil dan dikumpulkan kembali dalam bentuk tunai dengan alasan supaya bisa dibagikan merata termasuk kepada tenaga kontrak namun hingga Desember 2023 uang tersebut tidak dibagikan kembali, dana itu hilang ditelan Bumi,” kesalnya.

Lanjunya, kemudian uang insentif tahap IIl tahun 2023 sudah berulang kali dipertanyakan namun Kapus diam- diam hingga tahun 2025 pun tak jelas pertanggungjawaban. Sesuai informasi yang berkembang bahwa Kapus sedang menyuruh mantan bendahara 2023 LM untuk memanipulasi kwitansi dengan alasan uang insentif tahap IIl tahun 2023 sudah digunakan untuk pembiayaan kegiatan lain sehingga dana tersebut tidak bisa dibayarkan, tegasnya.

Wartawan telah berupaya untuk mengkonfirmasi Kepala Puskesmas Tarus Kabupaten Kupang Marsela Masneno melalui WhatsApp pribadinya namun tidak merespon padahal telah membaca pesan wartawan, hingga berita ini ditayangkan Kapus tak merespon. Tim wartawan juga telah berkunjung ke Puskesmas Tarus pada Senin, 13 Januari 2025 namun Kapus tetap menghindar dan tak mau bertemu wartawan. Menurut sumber terpercaya bahwa Kapus datang baca surat mutasi langsung pulang. Terpantau Kapus menutup pintu rapat-rapat lalu pergi tak tahu kemana, (*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot