BMKG NTT, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga 3 Februari 2025

Responsive Ad Slot

Berita-Cendana.Com- Kupang,- Kepala Stasiun Meteorologi klas ll El Tari Kupang STI Nenotek menyampaikan peringatan cuaca di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur memasuki puncak musim hujan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTT menghimbau masyarakat tetap waspada dengan cuaca Ekstrim, karena cuaca ekstrim mulai 27 Januari  hingga 3 Februari 2025.

Demikian disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi klas ll Eltari Kupang STI Nenotek saat jumpa pers bersama Pj. Gubernur NTT Andriko Noto Susanto dan Kepala BPBD NTT Kornelis Wadu di Kantor Gubernur NTT pada Kamis, 30/1/2025.

“Curah hujan di wilayah NTT beberapa hari terakhir terjadi hujan dengan intensitas  sedang sampai sangat lebat bahkan tanggal 27 kemarin di wilayah Kota Kupang intensitas hujannya sampai 155 mm dan itu sudah masuk dalam kategori ekstrim dan ada beberapa wilayah juga yang hujannya sampai sangat lebat. Kondisi cuaca ekstrem ini kami diperkirakan sampai tanggal 3 Februari tahun 2025,” beber Kepala BMKG Kupang.

Cuaca Ekstrem dipengaruhi oleh beberapa fenomena atmosfer seperti menguatnya atau aktif Monsun Asia, Fenomena La Nina Lemah, Madden Julian Oscillation, Sirkulasi Siklonik, Gelombang Atmosfer Aquatorial Rossby dan Kelvin, Seruakan Dingin serta adanya perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan daerah pertemuan angin konfluensi di sekitar NTT, jelas STI NENOTEK.

Menurut STI Nenotek bahwa perkiraan cuaca puncak musim hujannya itu sampai Februari. Selama Februari tetap mengantisipasi karena bisa saja ada perubahan setiap waktu. Jadi BMKG tetap pantau karena siklon tropis secara tradisional yang terjadi pada tahun 2021 itu pada April, BMKG tetap memberikan informasi perubahan cuaca setiap saat, ucap Nenotek 

“Kita mengantisipasi sampai April, apakah akan terjadi siklon tropis yang akan tumbuh di Selatan NTT atau di Utara Australia yang bisa berdampak tidak langsung terhadap wilayah NTT, yang bisa mengakibatkan cuaca ekstrim seperti hujan sedang sampai sangat lebat. Angin kencang dan gelombang tinggi. Oleh sebab itu kita bukan mengantisipasi saja di puncak musim hujan tapi kita terus waspada sampai April karena pengalaman sudah menunjukkan bahwa siklon tropis seroja itu terjadi pada saat April walaupun masa tumbuh siklon tropis itu disilangkan dari November sampai April,” pesan STI Nenotek.

Pada momentum yang sama Penjabat Gubernur NTT, senada dengan Kepala BMKG bahwa tetap waspada karena di akhir Januari intensitas hujan tinggi. Intensitas hujan tinggi menyebabkan banjir, longsor di mana-mana jadi petani tidak bisa menanam, jelas Andriko Noto Susanto.

Pj. Gubernur juga meminta kepada BPBD Kabupaten Kota tetap koordinasi dengan BPBD Provinsi untuk mengidentifikasi para korban terutama jalan yang menghubungkan Kabupaten dengan Provinsi, serta Kabupaten dengan Kabupaten lainnya agar masyarakat tetap beraktivitas, harap Andriko Noto Susanto.

Lanjut Pj. Gubernur NTT, misalnya bencana itu cukup besar nanti Pemprov NTT berkoordinasi dengan Badan Nasional penanggulangan bencana (BNPB) meminta bantuan untuk sama-sama mengantisipasi persoalan yang dialami masyarakat, tegasnya.

Selain itu juga Kepala BPBD NTT, Kornelis Wadu menyampaikan bahwa rawan longsor itu ada di Timor seperti TTS, TTU, sedangkan rawan banjir itu di Malaka dan sebagian TTS. Longsor juga ada di Wilayah Flores, jelas Kornelis Wadu.

Lanjutnya, bersyukur karena sejauh ini belum ada korban jiwa, namun tetap siapkan stok bahan pokok guna mengantisipasi. “Saya berharap kepada BPBD Kabupaten Kota untuk tetap berkoordinasi untuk memantau setiap bencana yang terjadi di masyarakat, jelasnya.(*).



Responsive Ad Slot

Komentar

Lebih baru Lebih lama