Berita-Cendana.Com- Jakarta, - Donald Trump unggul atas Kamala Harris dari Partai Demokrat dalam pemilu Amerika Serikat (AS) 2024. Trump, yang pernah menjabat sebagai presiden AS pada periode 2017-2021, telah membentuk politik dan masyarakat Amerika melalui berbagai kebijakan kontroversial, termasuk kebijakan imigrasi yang ketat dan proteksionisme terhadap produk impor.
Direktur Eksekutif Migrant Watch dan Pengamat Ketenagakerjaan, Aznil Tan, memprediksi bahwa kemenangan Trump akan berdampak signifikan bagi pekerja migran Indonesia serta investasi AS di Indonesia.
"Trump dikenal dengan kebijakan proteksionisme dan kebijakan imigrasi yang ketat, yang berpotensi memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Diprediksi akan ada hambatan investasi di masa depan serta kesulitan bagi pekerja migran Indonesia untuk mengisi berbagai sektor pekerjaan di AS," ujar Aznil Tan kepada media, Kamis (7/11/2024).
Menurut Aznil, pada masa kepemimpinan Trump periode 2017-2021, kebijakan proteksionisme yang diterapkan dengan tarif tinggi pada barang impor membuat produk Indonesia kalah bersaing di pasar AS. Hal ini berpotensi mengancam pertumbuhan sektor industri Indonesia serta lapangan pekerjaan.
"Belajar dari kepemimpinan Trump sebelumnya, volume ekspor Indonesia ke AS mengalami penurunan akibat kebijakan proteksionisme. Produk Indonesia kalah bersaing di pasar AS, yang pada akhirnya dapat mengancam sektor industri di Indonesia dan memicu gelombang PHK," jelasnya.
Pekerja migran, yang merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, juga diperkirakan akan terdampak negatif atas terpilihnya Trump sebagai presiden AS periode 2024-2028.
"Meskipun AS menghadapi 'krisis tenaga kerja' dengan kekurangan sekitar 2 juta tenaga kerja di berbagai posisi, terutama di sektor berketerampilan rendah hingga menengah, kebijakan imigrasi yang ketat kemungkinan akan mempersulit pekerja migran Indonesia untuk mengakses pasar kerja AS," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, berdasarkan data terbaru dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), terdapat sekitar 10.000 pekerja migran Indonesia di AS yang bekerja di sektor-sektor seperti perhotelan, restoran, kesehatan, pertanian, dan teknologi informasi. Meski jumlah ini tidak sebesar di negara-negara tujuan utama lain seperti Korea Selatan, Taiwan, Malaysia, atau Arab Saudi, para pekerja migran Indonesia di AS mendapatkan upah yang layak serta pengalaman hidup yang berharga di negara maju.
"Indonesia harus segera melakukan orientasi pasar kerja dan pasar komoditi sebagai respons atas kemenangan Trump," pungkasnya.(*).
Posting Komentar