Wilayah NTT Turun Hujan Lebih Awal, Berdasarkan Prediksi BMKG


Berita-Cendana.Com - Kupang,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nusa Tenggara Timur prediksi beberapa wilayah di NTT akan turun hujan lebih awal di bulan Oktober 2024. Berdasarkan pantauan BMKG, sebagian besar zona musim (zom) di wilayah NTT telah memasuki musim kemarau sejak April hingga Mei sebanyak 89% dari total zona musim yang telah mengalami kondisi kering yang konsisten dengan musim kemarau pada periode tersebut.



Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi NTT Rahmatullah Adji dalam Jumpa Pers di Lobby Lantai Satu Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur pada Jumat, 27/9/2024.



Lanjutnya, pantauan BMKG terhadap anomali iklim global menunjukkan bahwa suhu di Samudera Pasifik Ekuator berada dalam kondisi netral, dengan nilai indeks 3.4 sebesar -0.29, di lain sisi kondisi anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia menunjukkan fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) dalam keadaan netral, dengan indeks sebesar +0.27.


BMKG memprediksi bahwa El Nino Southern Oscillation (ENSO) yang saat ini dalam fase netral memiliki potensi berubah menjadi La Nina mulai Oktober 2024. Fenomena IOD diperkirakan akan tetap netral hingga awal tahun 2025. Dengan kondisi tersebut, musim hujan di NTT diprediksi akan datang lebih awal di beberapa wilayah, terutama di bagian timur Manggarai Barat, bagian tengah Manggarai, dan Manggarai Timur, yang diperkirakan mengalami hujan mulai Oktober 2024. 


Secara keseluruhan, musim hujan 2024/2025 di NTT diperkirakan akan dimulai pada bulan November di 68% wilayah, sementara sisanya akan memasuki musim hujan pada bulan Desember. Dibandingkan dengan rata-rata klimatologis musim hujan kali ini diperkirakan akan datang lebih cepat di 39% wilayah, sementara sisanya sesuai dengan pola normal atau mengalami sedikit keterlambatan.


Selain prediksi waktu kedatangan hujan, BMKG juga prediksi bahwa curah hujan selama musim hujan 2024/2025 akan lebih tinggi dari rata-rata klimatologis di sebagian besar wilayah NTT. Sebanyak 79% wilayah diperkirakan akan mengalami hujan di atas normal, yang artinya lebih basah dari biasanya dan sekitar 21% wilayah yang diperkirakan mengalami curah hujan normal.


Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari 2025, dengan sebagian besar wilayah NTT akan mengalami curah hujan yang cukup tinggi.


BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, yang meningkat akibat curah hujan yang lebih tinggi. Pemerintah daerah diharapkan lebih optimal dalam mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana, termasuk pentingnya memperhatikan peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG juga diharapkan dapat menjadikan informasi prediksi musim hujan 2024/2025 sebagai acuan untuk menyusun rencana aksi dini (Early Action), dalam rangka menekan kerugian yang dapat ditimbulkan akibat bencana hidrometeorologi.


Dalam kesempatan yang sama Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda SP.,MSc menyampaikan bahwa untuk memasuki musim hujan Dinas Pertanian aktif mendistribusikan bibit-bibit tanaman kepada masyarakat di wilayah NTT yang berprofesi sebagai petani dan memberikan edukasi lewat penyuluh pertanian serta pengoptimalan Brigade Alsintan (alat dan mesin pertanian). 


Informasi terkini yang disampaikan oleh BMKG juga akan selalu disampaikan kepada masyarakat sehingga langkah-langkah antisipatif diharapkan dapat mengurangi dampak buruk yang mungkin timbul akibat fenomena iklim yang tidak menentu ini.


Joaz Bily Oemboe juga mengingatkan masyarakat untuk bijak dalam menggunakan air bersih, mengingat sebagian besar wilayah NTT masih dalam kondisi kemarau hingga Oktober 2024. Penghematan air bersih menjadi penting, terutama menjelang musim hujan yang diperkirakan akan dimulai secara bertahap di bulan November.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)NTT Ir. Cornelis Wadu, M.Si dalam kesempatan tersebut juga menjelaskan untuk menghadapi anomali iklim BPBD selalu aktif berkoordinasi dengan BMKG.


“Kami selalu aktif memberikan edukasi terkait mitigasi kepada masyarakat guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana sejak dini. Kami juga intens melakukan simulasi dalam hal penanganan bencana”. (***).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot