Posisi Penting Pemilih Pemula dalam Pilkada

Berita-Cendana.Com-Kupang,-Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah momen penting dalam sistem demokrasi. Seleksi kepemimpinan terjadi di sana. Itulah alasan Pemilu yang sukses menjadi salah satu indikator  penting berkembangnya demokrasi. Dalam kerangka itu, setiap suara memiliki kekuatan untuk menentukan masa depan suatu bangsa. Di tengah dinamika politik yang terus berkembang, pemilih pemula terutama generasi muda memiliki peran yang semakin signifikan. Dalam konteks ini, penting untuk menggali bagaimana pemilih pemula dapat menyuarakan harapan mereka dan mempengaruhi hasil pemilihan.

Pemilih Pemula: Siapa Mereka.

Pemilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali menggunakan hak suaranya dalam pemilihan umum. Ketua KPU menyebut Jumlah pemilih pemula dalam Pemilu 2024 tergolong tinggi (cnnindonesia.com, 3 Agustus 2023). Disebutkan, pemilih usia 17 hingga 30 tahun sebanyak 63.953.031 orang atau 31,23 persen, sementara pemilih usia 31 hingga 40 tahun sebanyak 42.398.719 orang atau 20,70 persen. Maka suara mereka sudah hampir 52 persen jika digabungkan. Selanjutnya, pemilih berusia di bawah 17 tahun karena sudah menikah 0,003 persen atau 6.697 pemilih. Sementara pemilih dengan usia 40 tahun ke atas berjumlah 98.448.775 orang atau 48,07 persen. 

Pemilih pemula sering mengasosiasikan dirinya mereka sebagai generasi muda; termasuk mahasiswa dan pelajar. Generasi yang memiliki pandangan dan harapan baru untuk negara. Dengan meningkatnya akses informasi melalui media sosial dan internet pemilih pemula menjadi kekuatan demokrasi. Soal pengetahuan dan motivasi dalam berdemokrasi kelompok ini menjadi tanggung jawab bersama semua elemen bangsa.

Kehadiran pemilih pemula ini bukan hanya menambah jumlah suara, tetapi juga membawa perspektif baru dalam diskursus politik. Mereka sering kali lebih peka terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan keadilan, serta memiliki pandangan yang lebih progresif dibandingkan generasi sebelumnya.

Urgensi Suara Pemilih Pemula.

Sejatinya, ada tiga hal yang menjadi alasan mengapa suara pemilih pemula itu penting. Pertama, Perubahan Paradigma. Pemilih pemula cenderung memiliki cara berpikir yang berbeda dan lebih terbuka terhadap perubahan. Mereka lebih siap menerima ide-ide baru yang mungkin dianggap tabu oleh generasi sebelumnya. Dengan demikian, suara mereka dapat menjadi katalisator untuk perubahan sosial yang diperlukan.

Kedua, Representasi Aspirasi Muda. Isu-isu yang dekat dengan generasi muda, seperti pendidikan, kesehatan mental, perubahan iklim, dan kesempatan kerja, sering kali menjadi perhatian utama mereka. Pemilih pemula memiliki kesempatan untuk mengangkat isu-isu ini ke permukaan dan memastikan bahwa calon pemimpin memahami serta mengakomodasi aspirasi mereka. 

Ketiga, Partisipasi Politik yang Lebih Tinggi. Dengan terlibat dalam pemilihan, pemilih pemula membantu meningkatkan partisipasi politik secara keseluruhan. Ini penting untuk legitimasi demokrasi. Ketika generasi muda aktif berpartisipasi, mereka tidak hanya mempengaruhi hasil pemilihan tetapi juga menciptakan budaya politik yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Perubahan paradigma, representasi, dan partisipasi pemilih pemula menggambarkan posisi politik kelompok ini dalam demokrasi. Ketiga variabel tersebut memperjelas bahwa kaum muda merupakan aktor penting tidak saja dalam perkembangan demokrasi tetapi juga dalam proses pembangunan sebuah bangsa.

Tantangan Utama.

Meskipun pemilih pemula memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pemilihan, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Paling utama ia lah minimnya pengetahuan politik. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada kaum muda Indonesia, dalam batas tertentu, banyak pemilih pemula yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang proses politik, calon, atau isu-isu yang ada. Ini dapat mengakibatkan ketidakpastian dalam memilih dan mengurangi potensi mereka untuk memberikan suara yang berkualitas.

Selain itu, tantangan lainnya berkaitan dengan kualitas informasi yang diterima kaum muda. Disebutkan bahwa meskipun informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet, tidak semua informasi tersebut akurat atau objektif. Pemilih pemula perlu belajar memilah dan memilih informasi yang benar agar dapat membuat keputusan yang tepat.

Pada level praksis, pemilih pemula masih terbatas memiliki pengalaman. Kurangnya pengalaman dalam memilih dapat membuat pemilih pemula merasa cemas atau ragu-ragu. Mereka mungkin tidak tahu cara mengisi formulir suara atau memahami pentingnya suara mereka dalam menentukan masa depan.

Peningkatan Partisipasi.

Partisipasi pemilih pemula dalam Pilkada perlu didorong dan ditingkatkan. Untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman pemilih pemula, perlu ada beberapa langkah strategis. Pertama, pemilih pemula perlu diberi edukasi. Program edukasi yang fokus pada pentingnya hak suara, cara memilih, dan isu-isu yang relevan dapat membantu pemilih pemula merasa lebih percaya diri. Ini bisa dilakukan melalui seminar, workshop, atau kampanye di media sosial. 

Kedua, media sosial merupakan alat sekaligus ruang di mana kaum muda berekspresi. Media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk menyebarkan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang pemilihan. Kampanye yang menarik dan interaktif di platform-platform ini dapat menarik perhatian pemilih muda. Ketiga, kolaborasi merupakan kata kunci dalam pergerakan kaum muda masa kini. Dalam konteks kolaborasi, kaum muda dapat didekati dengan berbagai macam cara dan metode mulai dari menggandeng organisasi pemuda, Universitas, dan komunitas lokal. Semuanya bertujuan untuk  dapat membantu menjangkau pemilih pemula dengan cara yang lebih efektif. Kegiatan bersama dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam Pilkada.

Ke Depan.

Kaum muda merupakan aset, tidak saja aset politik tetapi juga aset bangsa. Keikutsertaan pemilih pemula dalam Pilkada merupakan bagian dari menyuarakan suara kaum muda. Dengan potensi yang dimiliki, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang membawa isu-isu penting ke dalam diskursus politik. Mereka tidak hanya memberikan suara mereka, tetapi juga menciptakan narasi baru tentang masa depan.

Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung dan mendorong keterlibatan pemilih pemula. Dengan memberikan mereka pengetahuan, akses informasi, dan ruang untuk bersuara, kita dapat membantu mereka memahami betapa pentingnya peran mereka dalam menentukan arah negara. Setiap suara yang diucapkan oleh pemilih pemula adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik, di mana harapan dan aspirasi mereka dapat terwujud.

Dalam konteks ini, mari kita ingat bahwa demokrasi bukan hanya tentang memilih, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami harapan satu sama lain. Pemilih pemula membawa harapan yang baru; sudah saatnya kita mendengarkan dan memberi mereka kesempatan untuk bersinar.(Penulis: Jeni M. Ataupah Dosen Sosiologi Fisip Indonesia)






0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot