Berita-Cendana.Com- Kupang,- Salah satu korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang disekap di Medan Provinsi Sumatera Utara atau yang dikenal dengan Kota terbesar keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta Surabaya dan Bandung. Diketahui korban tersebut di iming-iming dengan uang saku 1,5 juta rupiah namun tak kunjung tiba. Hingga disekap dalam gudang pun janji itu tak kunjung tiba.
Demikian disampaikan oleh Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto, S.P,M.P didampingi Ketua KONI NTT, Josef Nae Soi, dan juga Anggota DPRD Provinsi NTT, Ince Sayuna saat Jumpa Pers bersama sejumlah wartawan di Kantor Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Rabu, (25/8/2024) sore.
Menurut Pj. Gubernur NTT bahwa pada saat itu korban TPPO itu ditemukan di Kota Medan oleh Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT dan membawa pulang ke Kupang NTT dengan selamat, bebernya.
Diketahui, Dolviana Hoar Nahak merupakan TKI NTT yang terindikasi sebagai korban (TPPO) yang disekap di Medan, Sumatera Utara. Ia dipulangkan dari Medan oleh ketua KONI NTT, Josef Nae Soi dan Wakil Ketua KONI NTT sekaligus anggota DPRD NTT, Inche Sayuna yang kebetulan berada di Medan untuk mengikuti PON.
“Saudara kita ini ditemukan oleh Pak Josef di satu tempat di Medan. Kemudian Pak Josef berinisiatif untuk menyelamatkan yang bersangkutan, sehingga yang bersangkutan saat ini bersama-sama kita di Kantor Gubernur NTT dalam keadaan sehat,” kata Penjabat Gubernur Andriko dihadapan para awak media.
Momentum itu juga korban TPPO Dolviana Hoar Nahak menjelaskan kronologi kejadian bahwa dirinya mendapatkan informasi terkait lowongan pekerjaan sebagai ART dari salah satu akun facebook Alfredo Nenometa. Karena tertarik Dolviana akhirnya menghubungi akun yang bersangkutan hingga ia berangkat ke Medan, Sumatera Utara.
“Saya inbox dan kemudian dipertemukan dengan Ibu Kristin, Dia menjanjikan saya uang saku 1.5 juta untuk orang tua. Uang tiket, travel dan makan dia yang tanggung dari Malaka sampai Medan. Sampai di Medan saya dijemput oleh Pak Hendi,” kata Dolviana.
Menurutnya ada kesepakatan yang mesti disetujui sebelum mendapatkan pekerjaan, tetapi setibanya di Medan, Ia tidak juga diberikan seperti apa yang sudah disepakati sebelumnya.
Sehingga pada 20 September Dolviana mengaku dirinya disekap dalam sebuah rumah kosong dengan pintu terkunci oleh Hendi. Namun dengan berani Dolviana memanjat tembok dengan kardus yang ada di dalam ruangan itu dan berteriak sehingga tetangga di sekitar lokasi mengetahui keberadaannya.
Karena pintu terkunci Dolviana berpura-pura mengaku ada kebakaran di rumah itu. Hendi kemudian kembali ke lokasi tersebut dan langsung diringkus oleh polisi di lokasi kejadian. Dolviana pun dibebaskan dan diurus oleh Paguyuban Keluarga Flobamora di Medan.
Selain itu Ketua KONI NTT, Josef Nae Soi menyampaikan bahwa dirinya memperoleh informasi terkait keberadaan korban dari salah seorang kenalannya di Medan. Mendengar kabar tersebut, ia bersama ibu Inche Sayuna langsung bergerak cepat untuk menyelamatkan Dolviana, jelasnya.
Lanjut Yosef Nae Soi, walaupun korban sudah berhasil diselamatkan, tetapi proses hukum terhadap para pelaku tetap berjalan, tegas Mantan Wakil Gubernur NTT itu.
“Meski korban sudah berhasil diselamatkan, tetapi proses hukum terhadap para pelaku tetap berjalan. Kita pastikan bahwa hukum ditegakkan agar kasus serupa tidak terulang lagi. Saat ini, Dolviana berada dalam kondisi baik dan berada di bawah pengawasan pemerintah untuk proses rehabilitasi” kata Josef.(*).
Posting Komentar