Berita-Cendana.Com - Malaka,- Kesulitan air bersih warga Kabupaten Malaka, Kecamatan Rinhat, Desa Biuduk Foho harus menempuh jarak dengan berjalan kaki kurang lebih 1 Km untuk mengambil air bersih, bahkan tak jarang uang untuk biaya pendidikan anak di pakai untuk membeli air bersih.
Hal itu disampaikan oleh tokoh masyarakat Dominggus Kole saat ditemui media ini Jumat, (9/9/2024) di kampung Halemanek.
Dominggus menjelaskan bahwa setiap bulan Februari sampai bulan Juni masyarakat di kampung Halemane kesulitan air, sehingga harus jalan timba air sepanjang satu kilo di wilayah Timor Tengah Selatan tepatnya di Desa Santian.
Untuk mengambil air di Desa Santian ada yang menggunakan motor, mobil, dan juga ada yang berjalan kaki mengambil air menggunakan jerigen. Jalan di sepanjang mata air sangat terjal dan tajam sehingga bagi yang tidak punya kendaraan dia pasti sengsara, tuturnya.
Lanjutnya, para warga juga terpaksa patungan untuk membeli tangki air. Satu tangki dijual dengan harga Rp. 150.000 untuk dipakai selama satu minggu. Jadi kalau selama satu bulan maka warga bisa membeli hingga Rp. 600.000.
“Kami disini susah air. Bukan karena air tidak ada namun jaraknya jauh. Langkah alternatif yang kami pakai adalah beli tangki dengan cara patungan 3 sampai 4 rumah untuk digunakan selama satu bulan. Kalau untuk kebutuhan makan, minum dan mandi saja, kami susah apalagi harus urus pertanian. Makanya kami hanya bisa harap musim hujan,’ harap Dominggus.
Senada disampaikan oleh Martinus Manu yang juga berasal dari kampung yang sama mengaku jika dampak dari kekurangan air menyebabkan masyarakat kesulitan secara ekonomi.
"Kami disini sangat menderita karena biaya untuk anak sekolah hanya digunakan untuk beli air bersih. Di sini kalau warga yang mengambil pakai jerigen biasanya mandi memang di mata air. Kami kasihan karena kebanyakan anak -anak sekolah,” terang Martinus.
Dominggus Lakapu warga setempat juga mengakui hal yang sama. Dia mengaku kesulitan air tidak hanya dialami oleh warga Biuduk Foho namun ada sekitar beberapa desa di 2 kecamatan. Diantaranya Taaba, Leunglot, Saenam, dan Biris. Dikatakannya warga sekitar 5 desa ini mengalami hal yang sama.
"Masyarakat di 5 desa ini sangat kesulitan air. Apa yang dialami Desa Biuduk Foho juga dialami oleh 4 desa lainnya. Mudah-mudahan pemerintah dan juga pihak lain bisa memperhatikan kesulitan air yang kami alami sehingga kami bisa keluar dari kesulitan yang ada,” Lakapu harapnya. (*).
Posting Komentar