17 Agustus, SPK Kunjungi Marga PMKRI Cabang Kupang


Berita-Cendana.Com- Kupang,-  Momentum 17 Agustus 2024, Brigjen Simon Petrus Kamlasi  (SPK) mengunjungi Marga Juang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang. Sambil berdiskusi ringan dengan anggota aktif PMKRI pada Sabtu, (17/8/2024) sore.


SPK sapaan akrabnya saat di Marga Juang 63,  berdiskusi terkait masa depan Nusa Tenggara Timur. Menurutnya bahwa mengurus NTT tidak terlepas dari sumbangan gagasan ide dari seluruh komponen baik itu mahasiswa, pemuda, tokoh agama, tokoh pendidikan tokoh pemuda untuk menyatukan pandangan untuk membangun daerah.


Bakal calon Gubernur NTT itu mengajak kader PMKRI untuk bisa melakukan kerja-kerja nyata seperti mengolah pertanian, peternakan dan perikanan. Karya nyata itu menjadi bukti sebagai nilai-nilai perjuangan keterlibatan aktif kader PMKRI dengan rakyat, 


Selain itu, sebagai tentara dengan pangkat bintang satu, SPK memotivasi para anggota PMKRI yang masih berstatus mahasiswa itu terkait strategi pemecahan masalah dan semangat dalam memperjuangkan masalah-masalah sosial kemasyarakatan. 


Tak hanya itu SPK juga menjelaskan terkait kebermanfaatan air bersih yang dikerjakannya selama ini untuk membantu masyarakat NTT yang dapat mengatasi beberapa masalah seperti mengatasi Stunting bahkan mengatasi masalah-masalah dalam bidang pertanian, TPPO  serta pendidikan di NTT, jelas bakal calon Gubernur NTT itu.


Ia menjelaskan sejak menjadi Kasrem Ia sudah banyak belajar melayani masyarakat dengan melakukan kerja pompa air, gereja bahkan membangun SDM dalam dunia pendidikan. “Bagaimana kita punya pemikiran membangun NTT ke depan? Saya mengikuti pembangunan di NTT selama 2 tahun menjadi Kasrem. Saya ikuti betul pembangunan di NTT dan saya melihat masih belum maksimal sesuai harapan banyak orang. Oleh karena itu, saat saya terpilih jadi Gubernur PMKRI lah yang memberi pandangan yang baik untuk membangun NTT,” ucap SPK saat berdiskusi di Marga juang 63.


“Saya pikir kalau begini terus NTT tidak akan maju karena program pembangunan menggemaskan namun eksekutornya tidak ada. Maka saya berpikir kenapa bukan saya saja yang memimpin daerah ini untuk jadi gubernur jadi eksekusi program-program pembangunan yang jadi mimpi kita untuk kesejahteraan rakyat NTT kan jadi gampang. Saya kalau jadi gubernur akan jadi gubernurnya rakyat,” (*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot