Sosialisasi Urgensi Pendidikan Multikultur di Era Global bagi Mahasiswa Sosiologi FISIP UNDANA


Berita-Cendana.Com- Kupang,- Pendidikan tinggi harus menjadi agen utama yang mendorong kebebasan bagi semua orang dari berbagai latar belakang. Sudah saatnya harus merayakan perbedaan dengan sukacita. Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) tentang Sosialisasi Urgensi Pendidikan Multikultur di Era Global bagi Mahasiswa Sosiologi FISIP UNDANA. 


Kegiatan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab moral Fisip Undana yang dilakukan oleh Tim PKM Program Studi Sosiologi. Kegiatan PKM diketuai oleh Dr. Drs. Blajan Konradus, M.A dengan anggota Drs. Yosef E . Jelahut, M. Si, Drs. Aris Lambe, M. Si, Drs. Herman Y. Utang, L.Ph, dan Lasarus Jehamat, M.A. Dua mahasiswa juga dilibatkan sebagai anggota tim. 

Blajan menyebutkan, di era globalisasi saat ini, masyarakat dunia semakin terhubung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Perubahan ini membawa tantangan baru yang kompleks dalam interaksi antarbudaya dan multikulturalisme. Pendidikan multikultur menjadi semakin penting dalam membekali individu dengan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk berinteraksi secara efektif dalam lingkungan yang beragam.

”kita tidak ingin hidup dalam tempurung yang terus mengagung-agungkan suku, etnis bahkan agama sendiri. Tugas perguruan tinggi saya kira menjadi agen utama yang mempromosikan perbedaan. Ini harus dicatat” tegas Blajan.


Sementara itu, di kesempatan lain, anggota Tim Pengabdian Prodi Sosiologi, Herman Utang mengatakan bahwa bagi mahasiswa sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (UNDANA), pendidikan multikultur sangat relevan. Sebagai calon sosiolog, mereka akan dihadapkan pada tugas untuk memahami, menganalisis, dan menawarkan solusi terhadap berbagai masalah sosial yang sering kali berakar dari perbedaan budaya dan nilai-nilai. 

”mahasiswa sosiologi malah harus paham bahwa kita memang diciptakan berbeda. Kita tidak boleh memaksa kehendak untuk harus satu dan sama. Sebagai lembaga besar, Undana memang bertanggung jawab atas promosi perbedaan ini. Sebagai bagian dari Undana, Fisip dan Sosiologi terutama berkewajiban mengemban amanah Undana untuk promosi perbedaan ini. Mari kita rayakan perbedaanlah,” ungkap Utang, yang diamini Jelahut, Lambe dan Jehamat. 


Pendidikan multikultur adalah pendekatan pendidikan yang mengakui dan menghargai keragaman budaya serta berupaya untuk mengatasi diskriminasi dan ketidaksetaraan yang terkait dengan perbedaan budaya. Menurut Banks (2009), pendidikan multikultur bertujuan untuk mengembangkan kesadaran kritis terhadap budaya sendiri dan budaya lain, serta membekali individu dengan keterampilan untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dalam masyarakat yang multikultural.


Di era globalisasi, pendidikan multikultur menjadi penting karena beberapa alasan: meningkatkan toleransi dan pengertian: Pendidikan multikultur membantu mengurangi prasangka dan stereotip dengan meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap perbedaan budaya; membekali dengan keterampilan interkultural: Pendidikan ini membekali individu dengan keterampilan komunikasi dan interaksi yang efektif dalam lingkungan yang beragam; mengurangi konflik sosial: Dengan memahami dan menghargai keragaman, pendidikan multikultur dapat berkontribusi dalam mengurangi konflik sosial yang berakar pada perbedaan budaya; dan mempromosikan keadilan sosial: Pendidikan multikultur mendorong penghapusan diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan.(*).


0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot