Berita-Cendana.Com- Bajawa, - Sekelompok generasi muda Ngada, merasa terpanggil untuk memenangkan Kol (Cpl) Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu sebagai pasangan calon Gubernur dan calon wakil Gubernur NTT periode 2024-2029.
Demikian keseriusan itu dibuktikan dengan digelarnya sebuah seremoni, dengan melibatkan puluhan pemuda, di Kota Ngada, pada Sabtu (18/5/2024) petang.
Dalam aksi spontan, mereka yang menamakan dirinya sebagai relawan SIAGA (Simon Kamlasi-Andre Garu), memberikan pernyataan politik, untuk siap memenangkan pasangan dalam Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
Ketua Relawan SIAGA Kabupaten Ngada, Christianus Yoseph Ngiso Bhae, kepada tim media ini usai deklarasi, menegaskan bahwa NTT membutuhkan figur yang tegas. Dan itu ada pada pribadi Kolonel, Simon Petrus Kamlasi.
Diketahui, Kolonel Simon, atau kerap disapa SPK berlatar belakang sebagai seorang anggota TNI yang dilahirkan dari rahim pendidikan elit militer yakni SMA Taruna Nusantara angkatan pertama dan Akademi Militer (AKMIL. Kolonel SPK mengikuti pendidikan di Kawah Candradimuka AKMIL Magelang dan diwisuda pada tahun 1996.
“Bersama ini saya mau sampaikan bahwa kami dari Ngada, sore hari ini mendeklarasikan untuk mendukung Paket SIAGA. Kami sebagai relawan bergerak karena perpaduan kedua tokoh hebat ini. Karena kajian kami, ini perpaduan sempurna. Hari ini NTT lagi banyak persoalan. Kita hanya bisa menuliskan visi dan misi dan kesulitan menerjemahkannya. Dan kami relawan muda Ngada melihat mereka berdua sanggup menghadirkan perubahan untuk NTT,” tegas Christian.
Lanjutnya, NTT selama ini identik dengan banyak ketertinggalan baik di sektor pendidikan, kesehatan, pertanian. “Itu labelnya ada di NTT sehingga harapan bagi kaum milenial Ngada, kedua tokoh ini bisa menjawab persoalan yang di NTT. Kami tidak ragu karena kedua figur ini punya kapasitas yang cukup,”tegasnya.
Dikatakannya, mererka sangat proaktif karena memiliki kedekatan dengan kedua figur ini terutama Adrianus Garu. Pasalnya, Adrianus Garu bagi mereka adalah sosok rendah hati dan humanis, yang sudah tak terhitung melakukan banyak kegiatan sosial. Dan, mereka merasakannya sendiri.
“Beliau sudah berbuat banyak untuk kami di Kabupaten Ngada dan bahkan Flores keseluruhan. Makanya kita terpanggil untuk membentuk relawan. Ini adalah aksi spontan sebagai wujud terima kasih kami atas kebaikan beliau,”ungkap Christian.
Sosok muda energik ini menyebut, Andre Garu sangat layak mendampingi Kolonel SPK karena memiliki jiwa sosial yang tinggi.
“Belum jadi apa-apa saja Pak Andre sudah berbuat banyak, apalagi ketika diberikan tanggung jawab besar,”ujarnya.
Sebagai seorang senator, Andre Garu meninggalkan rekam jejak sempurna, salah satunya adalah memfasilitasi beasiswa kepada ribuan pelajar, mahasiswa asal Flores dan pulau-pulau lainnya. Tak hanya itu, melainkan Andre juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap adat dan budaya. Dia mencontohkan peristiwa kebakaran rumah adat di Gurusinga, Ngada beberapa tahun yang lalu.
“Beberapa kasus kebakaran rumah adat di Ngada, Kakak Andre mengkomunikasikan dengan Dirjen Pariwisata sehingga setiap rumah adat dibantu Rp. 500 juta. Ada puluhan rumah adat yang menerima bantuan ini sehingga bagi kami ini kepedulian yang tinggi,”ujar Christian.
Petang kemarin, mereka menggelar deklarasi di dua tempat yakni di Kecamatan Bajawa dan tempat kedua di Golewa Raya (tiga kecamatan). Sementara di kesempatan yang sama, Sekretaris SIAGA Ngada, Fian Mbede pun senada. “Pada prinsipnya relawan berdiri tegak untuk paket SIAGA. Bagi kami relawan, Kakak Adrianus Garu sangat layak untuk posisi ini karena dia sudah melakukan banyak hal di Flores umumnya. Kemudian sosoknya itu komunikatif, serta memiliki keberpihakan terhadap masyarakat ekonomi lemah,”tegasnya menambahkan, NTT butuh figur komunikatif dan itu adalah kedua figur ini. NTT menurutnya, kaya akan potensi dan ini hanya bisa digerakkan oleh figur yang tegas, peduli, komunikatif serta memiliki jaringan luas. “Simbol ini ada di Pak Simon dan Pak Andre,”ungkap Fian.
Pasangan ini mencerminkan geopolitik yang sempurna, karena perwakilan dari kekuatan yang besar sehingga mudah untuk dijual ke publik. Apalagi, berbagai terobosan mereka selama ini sudah membuat keduanya memiliki basis kekuatan yang besar.
“Kita lihat secara geopolitik, mereka berdua berasal dari dua lumbung suara terbesar di NTT. Didukung dengan pergaulan dan wilayah pelayanan sosial yang meluas kemana-mana sehingga keduanya sangat representatif,”beber Christian. (*).
Posting Komentar