Berita-Cendana.Com- Jakarta, - Aktivis 98 Aznil Tan mendapat intimidasi. Dia menerima pesan bernada ancaman dari nomor tidak dikenal melalui jaringan pribadi (japri) WhatsApp.
"Lucu sekali. Saya mendapat intimidasi dari nomor yang tidak dikenal by japri WA atas tulisan-tulisan saya memprotes sang penguasa sekarang melakukan praktek nepotisme," ujar Aznil Tan kepada media, Jakarta (11/11/2023).
Aktivis 98 ini mengatakan pesan WA diterima dia itu merupakan bentuk teror kepada dirinya, karena nomor tersebut tidak dikenal dan tidak pernah melakukan komunikasi sebelumnya.
"Pesan saya terima itu sudah kategori teror kepada saya, selain bunyi pesannya memberi ancaman dan rasis, juga karena saya tidak mengenal nomor tersebut dan juga tidak pernah membangun komunikasi," jelasnya.
Aznil mengatakan tidak akan melaporkan ke pihak kepolisian atas teror tersebut. Dia menduga pelakunya dari pihak istana.
"Kami 98 tidak gentarlah mendapat intimidasi dan teror seperti itu. Ini menunjukkan bahwa pihak istana sudah mulai panik atas gelombang besar menentang politik dinasti. Praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme adalah musuh besar kami sejak 98 dulu," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Aznil Tan seorang Aktivis 98 adalah termasuk orang yang keras menentang pencalonan anak Presiden Jokowi bernama Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden 2024 berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden.
Dia rajin membuat tulisan bentuk protesnya. Tulisannya mengkritik Golkar mengusung Gibran dengan menyebut Golkar sebagai partai ayam sayur. Tulisannya juga mewacanakan aksi penurunan Jokowi yang berjudul "Turunkan Jokowi".
Tulisannya dia terakhir berjudul "Petaka Gibran pada Pilpres 2024" yang menganalisis potensi chaos pasca Pilpres 2024.
Aktivis 98 ini adalah Direktur Eksekutif Migrant Watch yang konsen isu ketenagakerjaan. Dia kemudian menggagas gerakan people Voice Movement yang menolak politik dinasti dan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Dia pun rajin buat konten video melalui media sosial dalam perlawanan dia menentang praktek nepotisme.
"Bunyi pesan diterimanya :
Bung anda itu pengamat/provokator/
jurnalistik / imigran dari Arab, Pakistan, malaysia atau apa???
Mau komen oke, tp jgn provokasi 2 dsb ya, nanti kalau ditahan yg berwajib, anda spt roki garong, sy cuma ngeong kog gak boleh? Kan kucing bebas, namanya kucing garong ya biasa curi 2 ikan asin dll lah, tlg jgn bakar 2 bangsa saya ini yg ramah budi pekertinya, sejak kedatangan tamu imigran jadi kacau, intoleran dsb, itu saja ya bung, makasih,".
Posting Komentar