Pdt. Yandi Manobe: Mohon Dukung & Partisipasi Aktif Masyarakat Sabu pada Pelayanan

 

Berita-Cendana.Com - Kupang,- Pdt. Yandi Manobe dengan segudang pengalaman dan jadwal pelayanan di tengah Sidang Sinode GMIT XXXV 2023 di Kabupaten Sabu Raijua. Mohon dukungan dan partisipasi aktif masyarakat Sabu Raijua dalam pelayanan lima hari kedepan itu. Demikian rilis yang terima  media ini pada Senin, (16/10/2023).


Melalui saluran telepon, Pdt. Yandi menyampaikan bahwa dirinya sudah tiba di Sabu pukul 08.00 WITA  dengan menumpang Kapal Express Cantika. Tiba di Sabu Raijua Pdt. Yandi langsung memenuhi undangan Kegiatan Pembinaan Pegawai oleh Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua. Kemudian dilanjutkan Pukul 10.00 WITA menjadi Narasumber kegiatan Pembinaan Kepemimpinan dan Pengembangan Pemuda di Ramedia, dilanjutkan dengan Kebaktian Penyegaran Iman (KPI) di Jemaat Ramedia selesai di Ramedia, lanjut KPI di Jemaat Eliode.


Dalam sambungan telepon tersebut Pdt. Yandi sangat berterima kasih kepada Pemerintah, Masyarakat dan Jemaat Sabu Raijua yang dengan tangan terbuka menerima dan memberikan kesempatan untuk berbagi Firman Tuhan dalam pelayanan bersama di Sabu Raijua.


"Memang ini jadwal yang sangat padat dan akan  berlanjut besok tanggal 17 Oktober memenuhi Undangan KPI di Raijua, lalu tanggal 18 Oktober kegiatan pembinaan bersama PPA Jemaat Daigama  dan KPI di Jemaat Ledemanu Pukul 19.00 Wita. Selanjutnya Tanggal 19 Oktober dilanjutkan dengan Ibadah bersama di SMA N 1 Seba Pukul 08.00 wita sampai puncaknya tanggal 20 Oktober saya juga memenuhi Undangan KPI di Jemaat Imanuel Bodae Pukul 19.00 Wita,".


Pdt. Yandi mohon dukungan doa dan partisipasi aktif Masyarakat dan Jemaat Kabupaten Sabu Raijua pada kegiatan-kegiatan pelayanan dilakukannya selama di Sabu Raijua. 


Lanjutnya, ditengah jadwal pelayanan yang padat bersamaan juga dengan dirinya harus menghadiri Sidang Sinode GMIT yang sementara di gelar, tapi karena dirinya bukan peserta/peninjau secara resmi, maka jadwal kosong yang ada, sebagai Pelayan ia harus  menjawab permintaan dan kerinduan para Jemaat, Masyarakat dan Pemerintah untuk bertemu dalam berbagai pelayanan bersama untuk menjadi berkat. 


Ditanyakan terkait peluang dirinya menjadi Ketua Sinode, Pdt. Yandi menyampaikan bahwa pemilihan Pemimpin Gereja oleh Sinode GMIT dilakukan secara Kolektif yang diwakili oleh Pendeta dan presbiter dari 53 Klasis sebagai peserta sidang yang memiliki hak suara. Pada tahap sebelumnya, Panmil telah merekap hasil penjaringan dari Jemaat dan Klasis serta menetapkan para Calon Pemimpin Gereja yang akan dipilih pada tanggal 19 Oktober nanti di Gedung Sidang Sinode GMIT.


"Melalui media ini saya ingin menyampaikan bahwa proses pemilihan dan politik di Sinode GMIT sangat berbeda dengan politik praktis, sehingga tidak bisa berasumsi dan menciptakan situasi yang ujungnya bisa memecah belah Gereja dan Jemaat oleh karena berbeda pilihan,". 


Menurut Pdt. Yandi bahwa hal yang paling utama adalah momentum sidang kali ini adalah peluang dan kesempatan bagi gereja untuk membahas dan merancang perencanaan program Sinode GMIT kedepan sesuai dengan Visi Gereja dan Misi/Panca Pelayanan yang ada berdasarkan pokok-pokok ajaran dan aturan GMIT serta mendorong isu-isu di tingkat Jemaat yang menjadi pergumulan bersama Pemerintah dan para stakeholder terkait dengan Isu Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Stunting, Kemiskinan, Lapangan Pekerjaan, perubahan Iklim, adaptasi teknologi IT serta Pemuda sebagai generasi Penerus Gereja dan Jemaat kedepan.


"Saya kira hal-hal ini butuh perhatian serius dan hikmat dari Tuhan agar para Peserta Sidang bisa memfokuskan juga perhatiannya pada penata layanan organisasi, penguatan berbagai program yang sudah dilakukan oleh Pdt. Merry Kolimon dan kawan-kawan MSH serta BPP, UPP, MS GMIT sebelumnya, serta isu-isu strategis yang saya sampaikan di atas, bisa didorong dalam HKUP penguatan Sinode GMIT 2023-2027 menuju pencapain GMIT pada 2030 nanti,". 


Terkait pemilihan Ketua Sinode GMIT adalah bagian dari agenda Sidang dan reorganisasi sesuai tata Gereja Sinode GMIT. Tidak dipungkiri juga bahwa pada setiap Sidang Sinode 4 tahun sekali ini, Jemaat dan Para Pendeta bahkan stakeholders GMIT pun sangat menantikan siapa-siapa yang akan terpilih sebagai Pemimpin GMIT ke depan, terutama pada posisi Ketua sinode nantinya. Ada 3 Calon Ketua Sinode GMIT termasuk Pdt. Yandi dan dua lainnya memiliki peluang yang sama, tidak ada yang lebih atau bahkan sudah meyakini bahwa akan terpilih dan paling berpeluang. 


"Kami bertiga adalah teman seangkatan di Fakultas Teologi UKAW dan kami bertiga saling mengenal satu sama lain, serta cukup dikenal luas oleh para Pendeta dan Jemaat GMIT hari ini dengan rekam jejak Pelayanan masing-masing. Memang di antara para calon Ketua yang ada, saya 3 tahun terakhir ini mendapatkan banyak kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan Pelayanan dan membangun jaringan lintas Lembaga Gereja, Pemerintah, Yayasan dan Swasta di wilayah GMIT serta skala nasional di Luar NTT,". 


Lanjut Pdt. Yandi bahwa banyak sekali dukungan dan partisipasi Jemaat dalam berbagai kegiatan pelayanan kami, terutama sejak pandemi dan saat Badai seroja menghantam Jemaat GMIT.


"Saya bersama teman-teman Majelis dan Jemaat Agape serta didukung oleh teman-teman Pendeta GMIT, di Sinode GMIT, Lintas denominasi, Pemerintah, Swasta dan Jemaat lainnya, kami bersama-sama berbagai diakonia dan mendorong berbagai program pemberdayaan Jemaat yang berkelanjutan untuk pemulihan ekonomi Jemaat kedepannya. Sampai sekarang pun kami terus melakukannya, termasuk mengatasi masalah pendidikan dan Stunting di lingkup Jemaat,".


Menurut Pdt. Yandi, Ketua adalah Jabatan Organisasi yang akan bekerja 4 tahun sekali. Sedangkan sebagai pendeta adalah Jabatan Pelayanan yang melekat dan diemban sampai akhir hayat. 


Fokus utama seorang Pendeta adalah melayani sekuat tenaga dan pikiran bagi gereja dan Jemaat sesuai kehendak Kristus sedangkan apabila diberikan tanggung jawab oleh Tuhan melalui proses sidang nanti, maka sebagai seorang Ketua, wajib memimpin dengan gaya kepemimpinan Kristus yang rendah hati, peduli mengayomi, kerja sama dan sama-sama kerja berdasarkan aturan-aturan GMIT dan program-program yang sudah ditetapkan di Sidang Sinode GMIT. 


Masalah apapun di tingkat Sinode, Klasis dan Jemaat mesti diselesaikan pada lingkupnya masing-masing secara baik dan bijak secara musyawarah bersama tanpa otoritas sepihak. Prinsipnya Gereja dan Jemaat tidak boleh dikecewakan atau dirugikan dari Kepemimpinan Sinode GMIT kedepan.


"Sebagai calon Ketua sinode, saya pun sudah menyampaikan isi hati dan apa yang ada di kepala saya saat ditanyakan berbagai media kepada saya sebelumnya dan saya berkomitmen untuk Melayani Tuhan lewat Lembaga Gereja dan Jemaat berdasarkan talenta dan semua dampak baik dari pelayanan saya selama ini,". 


Apa yang sudah baik oleh MSH Periode sebelumnya mesti ditingkatkan dan apa yang belum maksimal bahkan belum dikerjakan akan dioptimalkannya bersama-sama secara Kolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak. 


"Saya melihat, hal ini merupakan momentum bagi GMIT untuk merangkul semua yang mendekat dan sebagian tertinggal. Sidang Sinode GMIT bukan saja berhasil melaksanakan Pemilihan tapi juga Pemulihan bagi Jemaat di tengah perubahan dan tantangan-tantangan besar yang akan di hadapi bersama kedepan secara berkeadilan sesuai tema sidang kali ini,". (*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot