Migrant Watch Tantang Ketiga Pasangan Cawapres Debat Bahas Visi Pekerja


Berita-Cendana.Com- Jakarta,- Pada hari terakhir pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024, sudah ada tiga pasangan yang secara resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum.


Direktur Eksekutif Migrant Watch Aznil Tan menilai visi-misi terkait ketenagakerjaan dari ketiga pasangan capres-cawapres masih lemah dalam memperjuangkan nasib pekerja atau buruh. Dia mengkritik visi-misi dari ketiga pasangan asbun (asal bunyi) tanpa substansi yang kuat.


"Disayangkan, ketiga pasangan capres-cawapres asbun menuangkan visi-misinya menyangkut nasib hidup 92 persen pemilih yang berstatus sebagai pekerja. Meski pekerja sebagai pemilih terbanyak, tetapi ketiga pasangan tersebut lemah visi dan gairah untuk merubah nasib mereka," ujarnya kepada media, Jakarta (25/10/2024).


Aznil Tan menyatakan bahwa dalam setiap pemilu, masyarakat pekerja seringkali dianggap hanya sebagai objek pelengkap dan isu sekunder.


"Para capres cenderung memandang pekerja hanya sebagai objek. Sehingga, dalam setiap pilpres, isu ketenagakerjaan hanya menjadi isu sekunder dan bukan isu utama. Jika situasi ini berlanjut, sampai kiamat nasib pekerja tidak akan terjadi perubahan signifikan, dan mereka akan terus dieksploitasi sebagai pekerja murah," katanya.


Aktivis 98 ini menantang ketiga pasangan capres-cawapres untuk berdebat secara terbuka tentang langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas.


"Kami menantang ketiga pasangan capres tersebut untuk berdebat membedah visi-misi terkait ketenagakerjaan. Hal ini bertujuan agar mereka tidak serampangan membawa nasib pekerja untuk lima tahun kedepan. Dalam debat ini, rakyat juga bisa mengukur  kemampuan mereka cara menyediakan lapangan pekerjaan secara luas," ucapnya tegas.


Lebih lanjut Aznil Tan mengajak masyarakat pekerja untuk memilih pasangan Capres-cawapres yang mampu menuntaskan nasib mereka. 


"Buruh atau pekerja sebagai pemilih terbesar, harus menjadikan Pemilu 2024 sebagai momentum untuk mengubah nasib pekerja secara fundamental. Pekerja harus bersatu, jangan terjebak fanatisme pada sosok capres-cawapres tertentu dan jargon-jargon yang tong kosong nyaring bunyinya. Pilih capres yang visioner dan mempunyai gairah memperjuangkan nasib pekerja dan mampu menyediakan lapangan pekerjaan," tambahnya.(*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot