Berita-Cendana.Com- Kupang,- Mari mengenal lebih dalam sosok sederhana Putra Timor asal Kabupaten Timor Tengah Utara yang sukses di Kota Metropolitan yakni Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Putra Timor itu lahir di Tilonaek pada 16 November 1970. Tilonaek adalah sebuah Kampung kecil di ujung Kabupaten TTU yang dulunya jauh dari perkotaan dan dari akses transportasi umum.
Diketahui juga bahwa kehidupan yang sangat rumit dan menantang sehingga Martinus Sanae tidak memperoleh pendidikan dasar sejak dini seperti teman-teman seumurannya di tempat lain atau di Kota-kota besar seperti Kota Kefa dan Ibu Kota Negara.
Martinus Humoen yang awalnya nama Martinus Sanae. Tetapi karena ia memasuki umur 12 Tahun Omnya Yoseph Tulasi adalah Kepala Sekolah di SD Negeri Manu Mean saai itu membawa dia ke Manu Mean TTU untuk masuk Sekolah Dasar pada tahun 1982. Atas dasar itu marganya diubah menjadi Humoen demi memperoleh Pendidikan Dasar saat itu.
Menurut Martinus Humoen bahwa kehidupan dijaman itu sangat keras dan sulit yang membuat dirinya kuat dan gigih untuk berjuang demi memperoleh pendidikan yang cukup. Pendidikan yang cukup itu untuk memperbaiki kehidupan keluarga dan ekonomi keluarga saat ini. Atas Dasar itu Martinus Masuk SD Negeri Manu Mean pada tahun 1982.
Mari Simak juga Riwayat Pendidikan Martinus Humoen. Sekolah Dasar (SD) Manu Mean TTU, NTT tahun 1982-1988 berijazah.
Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Hati Tersuci Maria (HTM) Halilulik Belu NTT tahun 1988-1991 berijazah.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farming Semarang Jawa Tengah tahun 1991-1994 berijazah.
Perguruan Tinggi Institut Pertanian Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1994-2000 berijazah.
Sosok Sederhana itu juga mengucapkan terima kasih kepada Yoseph Tulasi, karena atas berkat sehingga ia bisa memperoleh pendidikan dasar saat itu. Jikalau saat itu Yoseph Tulasi tidak bawah dirinya ke Manu Mean kemungkinan besar tidak sekolah, bebernya dengan raut muka mengenang masa lalu itu.
Beliau merupakan anak pertama dari enam bersaudara, dari pasangan suami istri, Hendrikus Y. Sanae dan Ibu Blandina Balok. Martinus menikah dengan Sisiliawati pada 17 Juli 2004 dan dikaruniai satu orang putra yaitu Hendriko Faldi Putra Humoen pada tahun 2005.
Saat ini Putra umur 18 tahun dan sedang menggeluti pendidikan Tinggi di Trisakti Jakarta, Fakultas Pertamabangan dan Perminyakan.
Selain itu juga, simak kariernya Martinus Humoen. Setelah Martinus Humoen menamatkan studi S1 di Yogyakarta dirinya berangkat ke Jakarta untuk mengurus bisnisnya. Setelah itu pada tahun 2001 ia berangkat ke Jepang untuk mengurus bisnis dan menimba ilmu dan pengalaman lagi sekitar 5-6 bulan di Jepang.
Pada tahun 2002 kembali ke Indonesia dan ia masuk bekerja di PT Gramedia di Palmerah Jakarta.
Tahun 2003 ditarik ke PT. Alfamart dan Indomaret menjadi General Manajer. Martinus Humoen juga masuk dalam salah satu perancang pada perusahan tersebut.
Masuk ke Perusahan Alfamart Indomaret 1,5 tahun saja, termasuk di dalamnya adalah perancang Alfamart dan Indomaret. Setelah itu keluar dan menekuni perusahaan percetakan. Percetakan memulai sejak tahun 2004 hingga sekarang. Martinus Humoen adalah pemilik owner dan percetakan hingga saat ini.
Menurut Martinus bahwa bisnis percetakan itu sebagai bisnis "Sembako," Sembilan Bahan Pokok, jadi sangat lancar dalam perputaran. Jakarta itu perputaran percetakan sangat cepat, karena jika orang membuat undangan, kalender bajo kaos dan lainnya selalu ke percetakan.
Selain itu, tahun 2006 saat itu ditawar oleh Gubernur Piter A. Tallo, SH untuk masuk ke Dinas Kehutanan Provinsi NTT namun ia menolak. Pertemuan saat itu di Jakarta, pada saat Gubernur tugas di Jakarta. Namun prinsip Martinus Humoen masuk dalam dunia bisnis maka ia tetap menolak dan tetap berwiraswasta saat sekarang.
Tahun 2009 juga sempat ditawarkan oleh Gabriel Manek Bupati TTU untuk melamar jadi ASN namun Martinus menolak karena dirinya tidak cocok sebagai ASN, menurutnya bahwa dirinya cocok sebagai Pengusaha bukan ASN, beber Putra Timor TTU itu Martinus Humoen.(*).
Posting Komentar