Menunggu Kejutan Golkar Munculnya 4 Capres


Berita-Cendana.Com- Jakarta,- Partai Nasdem meski hanya memperoleh  10,26% dari jumlah kursi DPR, namun memiliki keberanian mengusung Calon Presiden (Capres). Lalu tidak lama kemudian, Gerindra mendeklarasikan Capresnya Prabowo meski juga cuma memiliki 12,57% kursi di parlemen.


Partai yang ditunggu-tunggu memiliki tiket mengusung Calon Presiden secara sendiri karena memperoleh 22,26% dari 575 kursi DPR, yaitu PDI Perjuangan akhirnya 21 April kemarin mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presidennya.


Berarti baru ada 3 Capres untuk Pemilu 2024 nanti. Kemunculan 3 Calon Presiden 2024 ini lumayan menggairahkan demokrasi Indonesia pada Pemilu nanti. Selama 10 tahun belakangan, rakyat hanya disuguhkan 2 Capres.


"Saya meyakini sebagian besar rakyat muak dengan kemunculan 2 Capres. Mereka dipaksa memilih 2 pasangan Capres yang belum tentu sesuai dengan harapan dan ideologi yang diharapkan. Karena politik Indonesia terkenal kejam, mau tidak mau harus memilih 2 calon pasangan Presiden yang ditentukan oleh elit politik, tanpa ada alternatif Capres lain. Saya secara pribadi mengacungkan jempol buat partai Nasdem dan Gerindra meski belum cukup untuk mengusung partai secara sendiri. Partai Nasdem dan Gerindra mesti menggandeng partai lain untuk bisa memenuhi syarat minimal 20% perolehan kursi DPR RI," jelasnya.


Potensi Nasdem bisa memenuhi syarat bisa tercapai. Dengan hanya menggandeng Demokrat dan PKS sudah melebihi syarat minimal. Begitu juga Gerindra, dengan hanya menggandeng satu partai lagi seperti PAN atau PKB sudah memenuhi syarat untuk mengusung resmi Capresnya.


Sekarang pertanyaannya, bagaimana Golkar. Apakah Golkar tidak mempunyai nyali untuk mengusung Calon Presiden sendiri? Apakah Golkar cukup puas jadi partai pendukung?.


Partai Golkar sebagai pemenang nomor 2 pada Pemilu 2019 kemarin dengan perolehan kursi DPR RI sebesar 14,78% seharusnya muncul pemain utama mendeklarasikan Calon Presidennya. Menggandeng salah satu partai saja seperti PAN atau PKB tidak mengganggu Gerindra untuk bisa maju mengusung Prabowo sebagai calon Presiden.


Melihat karakter Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sepertinya Ketum pemain safety player. Dia tidak punya nyali untuk membawa Golkar jadi partai besar yang mengusung kadernya sebagai calon Presiden untuk Republik ini.


Airlangga banyak bermain seremonial dan gagah-gagahan membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Golkar, PAN dan PPP.


Pernyataan Airlangga banyak bersayap sebagai seorang berwatak safety player, seperti mengatakan bahwa urusan capres dari Golkar sudah final, karena Munas menjadi keputusan tertinggi partai berlambang pohon beringin. Ia mengaku, saat ini, Golkar tengah memperjuangkan sistem pemilu yang tetap memberikan kedaulatan kepada rakyat, melalui proporsional terbuka.


Sebenarnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dimotori Golkar, PAN dan PPP sudah melebihi syarat minimal mengusung Calon Presiden RI. Tapi ini tergantung nyali dan kecerdikan berpolitik.


Peta politik Pemilu 2024 bisa dibuat 4 kekuatan sebagai berikut :

1. PDI Perjuangan maju sendiri atau bergabung PPP (22,26%  -  25,56%)

2. Gerindra dan PKB (23,66%)

3. Nasdem, Demokrat dan PKS (28,35%)

4. Golkar dan PAN (22,43%)


Sekarang menunggu gebrakan Golkar. Jika Golkar membentuk koalisi mengusung presiden juga, maka Pemilu 2024 ada 4 calon Presiden. Ini menarik. Ini kabar baik.


Pemilu 2024 akan bergairah dan pertandingan pun seru. Ini baru namanya demokrasi. Rakyat diberi banyak suguhan Capres untuk bebas dipilih oleh rakyat. Setidak-tidaknya kesal rakyat tidak adanya Capres Independen atau partai-partai lolos peserta Pemilu 2024 bisa mengusung presiden sendiri sedikit terobati.


Munculnya 2 Capres membuat masyarakat terpolarisasi dan terpecah. Bahwa Pemilu itu adalah tanggubjawab para peserta partai untuk menjaga kerukunan dan keharmonisan masyarakat. Ini penting untuk catatan pelaksanaan demokrasi Indonesia kedepan yang lebih membuka masyarakat kaya pilihan dan keharmonisan tetap terjaga.


Sekarang pertanyaannya, Golkar punya nyalikah? Ataukah Golkar cukup puas menjadi tim hore? Bukankah memunculkan calon presiden RI dari Golkar sebuah kemuliaan demi menciptakan demokrasi kaya dengan pilihan dan menjaga keharmonisan masyarakat?. (Penulis: Aznil Tan- Aktivis 98).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot