Upaya Tekan Inflasi, BI Kerjasama Tim Pengendalian Daerah


Berita-Cendana.Com - Kupang,- Upaya Bank Indonesia Perwakilan Provinsi NTT dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah canangkan program untuk menekan laju inflasi daerah. Demikian disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Donny H. Heatubun pada hari Kamis, 03/01/2023.


Dalam siaran pers disampaikan bahwa berdasar pada data BPS Provinsi NTT, Januari 2023 Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 1.01% lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yakni 0.81% dan rata-rata inflasi bulan Januari dalam 3 tahun terakhir 0.65%. 


Jenis barang dan jasa yang menyumbang inflasi adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Nasi dengan lauk 0.13%, daging ayam ras 0,12%, cabai rawit 0.12%, tomat 0.11%, dan beras 0,07%. Namun demikian inflasi lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas yakni angkutan udara, bensin, ikan kembung, apel dan jeruk nipis dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0.13%, -0.05%, -0.03%,-0.02%, -0.01%.


Dari tiga Kota pengukuran inflasi di Provinsi NTT seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi dicatat oleh Waingapu sebesar 1.16% diikuti Kota Kupang sebesar 1.00% dan Maumere sebesar 0.92%.


KPw BI Provinsi NTT memandang bahwa inflasi Provinsi NTT secara keseluruhan di tahun 2023 di prakirakan tetap berada pada rentang sasaran di inflasi nasional yaitu sebesar 3 kurang lebih 1%. 


Akselerasi pengendalian inflasi perlu terus didorong melalui penguatan sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah. 


Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Provinsi NTT menunjukan komitmen tersebut melalui sinergi program pengendalian inflasi. 


Upaya yang telah dilakukan adalah yang pertama pelaksanaan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Kabupaten Belu dengan rekomendasi implementasi kerjasama antar daerah (KAD) antara Kabupaten Belu dan Kota Kupang untuk komoditas hortikultura khususnya tomat. Kedua, rapat koordinasi dan rapat teknis tim pengendalian inflasi daerah Kota Kupang bersama Provinsi NTT yang bertujuan memajukan program unggulan TPID Kota Kupang guna menekan laju inflasi yang semakin berfluktuatif. Program tersebut dirumuskan dalam kebijakan pengendalian inflasi dari sisi supply dan sisi demand. 


Pada sisi supply, upaya yang dilakukan TPID Provinsi NTT dan Kota Kupang adalah 1. Pembentukan dan penguatan klaster pangan khususnya peternakan ayam, 2. Melanjutkan program urban farming, gerakan menanam pekarangan rumah dengan tanaman pengendali inflasi, 3. Melakukan mapping (pemetaan) produksi dan distribusi komoditas di daerah, 4. Berupaya memberikan subsidi biaya angkut komoditas hortikultura guna menurunkan biaya logistik, 5. Perluasan tupoksi PD pasar Kota Kupang menjadi perumda sekaligus Offtaker di Kota Kupang, 6. Menguatkan dan melaksanakan kerjasama antar daerah (KAD), salah satunya dengan memanfaatkan BUMD. 


Pada sisi demand, upaya yang dilakukan adalah 1. Mengintensifkan kegiatan operasi pasar (memastikan ketersediaan pasokan pasar, kegiatan pasar murah, sidak pasar, pemantauan harga baik di pasar maupun ke gudang distributor), 2. Menggalakan penggunaan produk olahan seperti penggunaan minyak kelapa sebagai substitusi minyak sawit, penggunaan bubuk cabai, penggunaan gula lempeng, gula semut, gula air (Rote), gula Hela dan lain-lain, guna meningkatkan konsumsi terhadap produk lokal dan mengurangi impor dari luar daerah, 3. Penyediaan papan informasi harga pasar di 3 pasar utama Kota Kupang yakni Pasar Inpres Naikoten, Pasar Oeba, Pasar Oebobo.(*).

0/Komentar/Komentar

Lebih baru Lebih lama

Responsive Ad Slot

Responsive Ad Slot