Berita-Cendana.com- Boking, - Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Namun, kenyataannya keadaan ini tidak dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat. Bukan hanya kesempatan, tetapi fasilitas pendidikan, termasuk gedung sekolah yang tidak memadai menjadi penyebabnya Jumat, 02/12/2022.
"Tidak bisa kita pungkiri, gedung sekolah adalah sarana penunjang pendidikan yang sangat dibutuhkan. Sayangnya, keadaan gedung sekolah di daerah terpencil akan sangat jauh berbeda dengan fasilitas di kota-kota besar,".
Bukan hanya soal bentuk fisik, tetapi sarana dan prasarana lainnya banyak yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Sekolah di daerah pelosok hingga ke desa-desa akan hadir dengan bangunan seadanya. Bahkan, cenderung tidak layak dan belum didukung dengan sarana prasarana yang lengkap.
Ketidaklayakan kondisi gedung hingga pemeliharaan bangunan yang sering terabaikan berujung pada ambruknya bangunan sekolah, khususnya di daerah pedalaman.
Seperti para siswa-siswi sekolah menengah Teologi Kristen (SMTK) Abal-Balat Baus yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi namun mereka tidak sejahtera ketika berada di dalam ruangan belajar dikarenakan gedung yang masih terbatas dan sangat sederhana. Desa Baus Kecamatan Boking Kabupaten Timor Tengah Selatan ( TTS) Provinsi Nusa Tengga Timur (NTT).
Pantauan Berita Cendana.com terlihat bahwa SMTK Baus Kondisi Ruanagan kelas X (Sepuluh) dan Kelas XI (sebelas) B yang masih beratap daun gewang yang sudah berlubang-lubang karena sudah lama dan berdinding bebak (Pelepa) juga sudah bolong-bolong serta berlantai tanah, yang ketika hujan membuat cekdam kecil di dalam ruangan, namun kondisi itu tidak menyurutkan semangat murid-murid SMTK Baus yang belajar di dalam ruangan sederhana itu.
Hal ini tidak bisa dibiarkan sampai berlarut. Harus ada upaya nyata yang dilakukan oleh berbagai pihak agar kejadian buruk tidak menimpa anak-anak yang sedang belajar.
Diketahui juga bahwa gedung yang dibangun dengan modal swadaya masyarakat Baus, meskipun ada kadarnya dan fasilitas belajar yang tidak lengkap dan tidak mewah, seperti sumber belajar (buku) sarana prasarana yang masih sangat terbatas namun sangat membantu dalam persoalan pendidikan.
Salah seorang guru SMTK Abal-Balat Baus Toni Fernando Tefa menerangkan apabila hujan disaat jam pelajaran tidak bisa mengajar dan belajar karena gedung itu sudah tiris, ditambah dengan air masuk melalui pintu yang membuat cekdam kecil didalam ruangan.
"Disaat hujan deras kami tidak bisa mengajar, karena gedung yang ini sudah lama, daun gewang (atapnya) sudah hancur sehingga ketika hujan deras maka air hujan tembus ke dalam ruangan," terang Tony.
Sementara itu, Kepala SMTK Abal-Balat Baus, Defrias Tamelan, mengatakan dua ruang belajar yang dibangun sederhana itu tidak menjadi masalah untuk mendidik. Mereka setia untuk terus mendidik walaupun berada di dalam ruangan yang terlihat tidak layak seperti itu.
"Gedung sekolah dibangun sederhana berjumlah 3 ruangan itu dengan swadaya masyarakat Baus. Dua ruangan belajar yaitu kelas X (Sepuluh) dan Kelas XI (Sebelas)B dan satu ruang perpustakaan. Sedangkan untuk ruangan kelas XA dan kelas XII itu permanen. Walaupun dengan kondisi gedung seperti ini kami tetap semangat untuk mendidik anak anak agar bisa mengenyam pendidikan.," ujar Kepala SMTK Baus.
(YOHANIS KASE).
Posting Komentar