Berita-Cendana.Com - Kupang,- DPC Pospera TTS bersama Solidaritas Masyarakat Peduli Besipae gelar aksi di depan Kantor Gubernur NTT, VBL kabur dari pintu lain. Demikian berlangsungnya aksi demonstrasi pada hari Kamis 08/12/2022.
Aksi yang digelar berbeda dari aksi jilid I dan jilid II karena melibatkan masyarakat didalamnya ada lansia, anak-anak dan ibu-ibu. Mereka membawa bekal bahkan pakaian ganti dan menduduki halaman kantor Gubernur dan tidak ingin pulang sebelum mendapatkan keadilan dari Pemprov NTT.
Dari pantauan media ini masa aksi yang menunggu kehadiran gubernur yakni Viktor Laiskodat untuk bertemu namun harapan masa tidak diindahkan oleh Gubernur malah melarikan diri melalui pintu samping.
Fendi Tanu, kepada wartawan mengatakan bahwa massa aksi menunggu Gubernur dari pagi namun tak kunjung muncul.
"Kita sudah aksi dari siang dan menunggu gubernur untuk bertemu namun sampai sudah sore gubernur belum bertemu. Masyarakat ingin membicarakan perbatasan lahan- lahan yang disana (Besipae). Sudah jam 17 :11 red ) Gubernur keluar dari pintu sebelah (Pintu kedua dari depan kantor gubernur red) dan melarikan diri. Kita melihat bahwa seorang gubernur sebagai pejabat publik tidak mampu menemui masyarakat yang ada,"jelas Fendi.
Lanjutnya bahwa pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak transparan dan bagaimana mengakomodir kepentingan masyarakat.
"Pemprov NTT hari ini tidak transparan terhadap kepentingan publik bagaimana dia mengakomodir kepentingan masyarakat dan hari ini kita tahu bersama bahwa pemprov NTT dalam hal ini gubernur lari dari kenyataan. Bagaimana dia sebagai seorang pejabat publik yang membuat masyarakat sudah resah karena perbuatan penggusuran oleh pemprov terhadap masyarakat Besipae,".
Fendi menambahkan bahwa massa aksi meminta untuk bertemu dengan Gubernur namun dibohongi bahwa Gubernur sedang bertugas keluar.
"Statemen yang dikeluarkan oleh Pemprov bahwa Gubernur tidak ada dan akan dipertemukan dengan staf gubernur dan sudah ada perwakilan dari massa aksi untuk audiens dengan staf. Kemudian Gubernur keluar dari pintu sebelah, ini kita menilai bahwa dari pihak keamanan sudah menipu publik untuk meloloskan Gubernur. Kita menilai bahwa seorang pejabat publik tidak mampu melayani masyarakat dengan baik, bahkan melarikan diri dari kenyataan dan kesalahan yang dia buat dia tidak mampu bertanggung jawab". (*).
Posting Komentar