Berita-Cendana.Com- Larantuka,- Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dengan ekosistem pembiayaan baru yang kini menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi NTT, terus digelorakan hingga ke pelosok. Jumat (8/4/2022) siang, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, melakukan kunjungan kerjanya ke Desa Waibao Kecamatan Tanjung Bunga Kabupaten Flores Timur.
Di wilayah paling timur dari daratan Flores ini, orang nomor satu di Provinsi NTT itu banyak berbicara mengenai skema baru TJPS yang diyakininya sebagai upaya percepatan NTT bangkit menuju masyarakat sejahtera.
“Kita punya potensi yang hebat. Setiap tahun Tuhan mengirimkan air bagi kita tetapi pertanian kita tidak ada. Kita harus mampu mengambil sikap, dari tanah-tanah yang kosong itu lahir sesuatu yang berguna. Yang penting jangan tanahnya kosong. Karena pertanian itu bukan programnya pemerintah, itu programnya Tuhan. Jadi, saya katakan ulang, orang-orang yang tidak tanam dan membiarkan air mengalir dengan sia-sia, dia berdosa kepada Tuhan. Berdosa juga kepada nenek moyang,”tegas sosok yang kerab disingkat namanya VBL itu.
Dalam pemaparannya, kepala desa setempat, Herry Aran menjelaskan bahwa tidak hanya di Desa Waibao melainkan desa tetangga lainnya pun memiliki potensi alam yang kaya luar biasa. Ada mente, serta lahan yang luas untuk tanaman jagung. Hanya kondisi alam lah yang menjadi kendala bagi mereka, terutama buruknya infrastruktur menuju desa, serta lokasi pertanian. Bahkan mereka pun kesulitan dalam memperoleh air untuk sektor pertanian. Inilah yang menjadi kendala serius bagi mereka untuk mengeksekusi program pemerintah, salah satunya TJPS.
“Saya sudah dengar itu, sehingga tolong, seusai pertemuan ini, nanti Direktur Bank NTT, Kadis Pertanian NTT, Kadis PU, tolong rapat dengan para kepala desa disini. Hari ini juga harus ada solusinya, bagaimana memecahkan masalah ini, dengan menghadirkan ekosistem pembiayaan yang menolong masyarakat di Tanjung Bunga ini. Jangan ikut saya dalam kunjungan, tolong dirapatkan dan cari solusinya, nanti malam baru kita ketemu,”tegas VBL dengan nada serius, disambut gemuruh sorak ratusan warga yang memenuhi halaman kantor desa setempat.
Dari atas panggung, Sekda Provinsi NTT, Benediktus Polo Maing, Ketua Fraksi Nasdem DPRD NTT, Alex Take Ofong, Bupati Flores Timur, Anthon Gege Hadjon dan Wakil Bupati Flores Timur, Agustinus Payong Boli, ikut bertepuk tangan.
Usai pertemuan, para pejabat yang diberi amanat mengeksekusi percepatan mimpi itu, menggelar pertemuan bersama para kepala desa di Kecamatan Tanjung Bunga. Mereka diantaranya Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, Kepala Dinas Pertanian NTT, Lucky Frederich Koli dan Kepala Dinas PU NTT, Maksi Nenabu.
Ikut hadir dalam rapat yang berlangsung sekira dua jam itu, Kepala Desa Lamatutu, Vinsensius Umbu Sogen, Kepala Desa Gekengderang, Fidelis Natan Tukang, Kepala Desa Bandona, Ignasius, Kepala Desa Lewobunga, Hendrikus Poi Aran, Kepala Desa Bahinga, Rafael Pelik Maran, Kepala Desa Sinamalaka, Siprianus Hadjon, Kepala Desa Kolaka, Andy Lembunga dan Pastor Paroki Riangpuho, RD Paulus Pengasih Magun Nunang.
Pertemuan di bawah sebatang pohon kusambi yang rimbun, di sisi utara kantor kepala Desa Waibao, Kadis Pertanian NTT, Lucky F. Koli membuka diskusi, mempertanyakan ketersediaan lahan dan gambaran umum mengenai infrastruktur menuju ke lokasi pertanian dari setiap kepala desa. Dijawab oleh mereka, bahwa kendalanya ada pada buruknya akses jalan menuju lahan pertanian.
“Kami punya ratusan bahkan ribuan hektar lahan tidur yang belum diolah. Di desa kami, berdasarkan data saya, kami punya sekitar 150 hektar yang bisa dipakai untuk tanam jagung ekosistem baru yang ditawarkan yakni TJPS. Kendala kami hanya pada akses jalan dan air,”tegas Hendrikus Poi Aran.
Tak hanya dia, melainkan hal yang sama disampaikan koleganya sesama Kades, Fidelis Natan Tukan. “Kami punya kendala yang sama, yakni infrastruktur menuju lokasi yang kami siapkan yakni 120 hektar,”tegasnya.
Menjawab mereka, Kadis Pertanian NTT, Lucky F. Koli menegaskan bahwa dalam skema pembiayaan yang baru, pemerintah sudah menyiapkan bibit jagung, pupuk non subsidi yang ramah, serta offtaker.
“Sehingga saya minta agar bapak-bapak Kades tolong mendata nama-nama petani yang lahannya mau dipakai, berapa luas lahan dan setelah Paskah, kita akan duduk bersama lagi untuk mengevaluasi data yang diberikan serta bagaimana cara eksekusinya,”tegas Lucky sembai berharap nantinya desa-desa di Kecamatan Tanjung Bunga akan menjadi contoh yang baik, guna menggerakkan desa-desa lain di Flores Timur baik itu di Larantuka dan sekitarnya maupun di Solor dan Adonara. Fokus mereka, nantinya ada 5.000 hektar lahan yang akan ditanami jagung khusus di Flores Timur.
Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat itu menjelaskan, pihaknya mensupport penuh program TJPS. “Jika mau jujur, masyarakat diuntungkan dengan program ini, yakni setiap hektar mereka hasilkan tujuh ton jagung yang jika dijual dengan harga pasar saat ini, mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit, yakni diperkirakan Rp 28 juta per hektar. Ada putaran uang yang besar di masyarakat karena ada offtaker yang siap membeli hasil panen,”tegas Alex.
Tak hanya itu, dalam pola ini ada kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sehingga jika ada wirausaha mandiri mengalami kecelakaan kerja maka seluruh pembiayaannya akan dicover. Termasuk kesehatannya pun akan dicover seluruhnya oleh BPJS. Bank NTT menurutnya akan hadir bersama Pemprov untuk melakukan sosialisasi kepada petani di Tanjung Bunga maupun kecamatan lain di Flores Timur yang membutuhkan penjelasan. “Kita berharap seusai Paskah tahun ini, minggu depan kalau bisa, ada rapat sehingga kita sudah bisa bergerak,”tegas Alex.
Tidak hanya itu, Kepala Dinas PU Provinsi NTT, Maksi Nenabu menjelaskan, mengenai usulan pembuatan jalan, sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab Dinas Pertanian, karena terkait status jalan yang masuk kategori jalan tani. “Sementara mengenai embung seperti yang disampaikan sebagai sumber air baku bagi sektor pertanian, kami siap memfasilitasinya. Sehingga kami sudah berpesan kepada Kadis Pertanian Flores Timur yang hadir saat rapat, untuk segera menginformasikan ke Kadis PU untuk membuat kajian kelayakan serta silahkan berproses. Tentu semua ada waktunya, sementara mengenai skenario menyambut musim tanam Oktober-Maret, Dinas Pertanian NTT sudah menyiapkan skenarionya,”ujar Maksi. (*).
Posting Komentar